KAJIAN CATCHMENT AREA HALTE BUS TRANS SEMARANG
Keywords:
berjalan kaki, moda lanjutan, kemauan berjalan kaki, kemampuan berjalan kaki, daerah tangkapanAbstract
Berjalan kaki merupakan salah satu moda transportasi alami yang menjadi komponen penting dalam perjalanan menggunakan angkutan umum serta erat kaitannya dengan first mile - last mile. Rendahnya kemauan berjalan kaki, belum adanya fasilitas pejalan kaki dan fungsi trotoar yang masih disalahgunakan. Hal tersebut angat mempengaruhi kemauan dan kenyamanan pejalan kaki untuk menjangkau layanan Bus Trans Semarang terdekat. Perlu diketahui jarak kemauan dan kemampuan berjalan kaki sebagai pendekatan penentuan catchment area halte Bus Trans Semarang beserta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi berjalan kaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistis deskriptif dan teknik analisis statistik dengan uji regresi linear berganda. Hasil yang diperoleh adalah jarak willingnes to walk adalah sejauh 160-179 meter, sedangkan jarak ability to walk adalah sejauh 400 meter. Karakteristik yang didapatkan dari gap salah satunya adalah mean sebesar 211,59 meter. Dan secara garis besar penanganan yang dapat dilakukan adalah penyediaan fasilitas pejalan kaki trotoar yang lebar, penyediaan atap peneduh sepanjang fasilitas pejalan kaki trotoar, penertiban pedagang kaki lima dan parkir liar.